CekToko Sebelah 2 Siap Syuting, Laura Basuki Gantikan Peran Gisella Anastasia Antusias para penonton film Ngeri-ngeri Sedap begitu tinggi, termasuk sejumlah publik figur yang ikut memberikan komentar positif. Inilah Kelebihan dan Kekurangan Kompor Induksi 12 jam lalu. Priyanka Chopra dan Nick Jonas Masuk ke Bisnis Fashion
Jakarta Cek Toko Sebelah The Series akan mulai tayang di HOOQ pada 19 Desember 2018. Serial ini terdiri dari 12 episode yang akan tayang pada hari Senin dan Rabu tiap pekannya. Serial ini memiliki potensi banyak penonton karena diadaptasi dari film laris tahun 2017 berjudul sama. Film Cek Toko Sebelah menjadi salah satu film yang sukses pada tahun 2017 lalu. Film garapan Ernest Prakasa itu pun meraup 2,5 juta penonton. Dion Wiyoko dan Ernest Prakasa masih membintangi serial ini. Namun, ada beberapa hal berbeda dalam penggerapannya. Berikut 4 perbedaan film dan series Cek Toko Sebelah. Preskon film Milly dan Mamet Adrian Putra/ Sutradara Dalam penggarapan film ini, Ernest dibantu dua sutradara lainnya, yaitu Arie Kriting dan Bene Dion. Untuk pemilihan keduanya, menurut Ernest dirinya hanya mengajak orang yang sudah berangkat dari penulis. "Sebenernya mau ada regenerasi sutradara aja sih di Cek Toko Sebelah the Series. Tapi memang aku ingin ajak yang sudah berangkat dari penulis. Untuk seorang yang baru dan bukan dari sekolah film cara terbaik jadi sutradara ya ngerti skenario. Kalau ngerti kan mereka sudah punya modal. Memang secara teknis pengetahuan kita sedikit, tapi skenario sudah bagus. Nah mereka kan pernah nulis skenario juga pernah jadi comedy consultant," ujar Ernest Prakasa. 2. FormatCek Toko Sebelah jadi nominator IBOMA 2017. Via beda teknis pembuatannya pasti beda formatannya. Karena di serial, aku harus cari format yang enak untuk skrip series. Ini terjadi bukan setelah film tapi di tengah-tengah film, saat Erwin cuti selama satu bulan yang diceritain sedikit di film. Saat cuti itu kita zoom in," kata Ernest ditemui di kawasan, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 18/12/2018. 3. CeritaGisel, salah satu pemain film Cek Toko Sebelah Deki Prayoga/ juga pasti beda," ujar Ernest. Kisah series ini bercerita tentang Erwin Ernest Prakasa yang ingin memajukan toko milik ayahnya, Koh Afuk Chew Kin Wah, agar lebih modern dan efisien. Erwin yang melihat kondisi toko masih menggunakan cara lama yang tidak efisien. Namun, Koh Afuk merasa ragu dengan rencana sang anak. Para pegawai juga menanggapinya dengan tidak serius. 4. Komedi Lebih BeratErnest Prakasa Adrian Putra/ Ernest tak mudah untuk membuat serial, dikarenakan unsur komedinya akan menjadi lebih berat. "Ini fokusnya di komedi di toko. Sehingga memodernisasi tokonya. Setelah tahu unsur modernisasi kita bikin plot di setiap episode seperti film. Lalu ada sub plot yang wajar terjadi di serial komedi," pungkas Ernest.
Untukyang satu ini saya akui kalo film ini punya humor yang sangat segar. Salah satunya ada anaknya Pak Jokowi. Lalu apa yang berjalan sangat spontan layaknya stand up comedy. Selain itu, alur humor yang dibangun dan dibuat nyambung dengan lawakan yang ada pada beberapa scene sebelumnya. Jadi penonton langsung nyadar bahwa “oh Iya”.
"Kita tidak akan disuguhkan drama yang mengaduk emosi begitu lama,komedi yang ditawarkan Ernest di film ini sungguh sangat renyah"Cek Toko Sebelah 2017 Sutradara Ernest PrakasaPenulis Skenario Ernest PrakasaProduser Chand Parwez ServiaBintang Film Ernest Prakasa, Dion Wiyoko, Gisella Anastasia, Adinia WirastiGenre Comedy, Drama, FamilyReview Awas Spoiler Setelah ini saya akan memberkan ulasan secara mendalam tentang film ini, mohon yang belum menonton film ini jangan melanjutkan membaca. Karena di samping tidak akan seru bila kalian membaca ini lalu menontonya, juga karena kita harus menghargai sebuah sebuah kekurangan merupakan ciri khas stand-up comedy a la Ernest Prakasa. Di film pertama, ia memvisualisasikan bukunya yang berjudul sama "Ngenest". Di film itu ia menertawakan masa kecilnya yang di-bullly karena keturunan Tionghoa, memparodikan hal yang sebagian orang masih menganggap itu tradisi atau bahkan saya tidak pernah membaca ketiga buku yang dibuat Koh Ernest itu. Tapi ketika melihat film Ngenest, satu hal yang saya ingat rapi. Komedinya sangat segar, dicampur dengan drama keluarga yang menggelitik sekaligus menyentuh. Di film Ngenest, saya merasa Ernest terihat terkotak, sedikit kaku dan tidak terlalu bebas. Ya, mungkin Ngenest memang harus terstruktur karena film itu adaptasi dari buku. Mungkin juga dikarenakan dia menjadi sutradara pertama film keduanya, "Cek Toko Sebelah" yang setelahnya akan disebut CTS, Ernest seperti meloncat dari buku; terlihat bebas namun tetap rapi. Di film CTS Ernest kembali mengambil "adat" dari Tionghoa. Anak seorang Tionghoa yang sukses, kuliah ke luar negeri tapi ujung-ujungnya disuruh menjaga toko CTS, yang berperan menjadi anak itu adalah Ernest Prakasa sendiri Erwin. Dia sukses kuliah di Australia dan mempunyai jabatan yang tinggi di kantornya; bahkan dia akan dipromosikan bekerja di Singapura. Erwin mempunyai pacar yang juga mempunyai karir cemerlang, Natalie Gisella Anastasia.Erwin mempunyai ayah yang mempunyai toko yang lumayan sukses, Koh Afuk Chew Kin Wah. Beliau adalah aktor dari Malaysia yang juga bemain di film "My Stupid Boss". Koh Afuk ini mempunyai anak buah di toko miliknya yang berperilaku absurd ada Yadi Adjis Doa Ibu, Rojak Awwe, Kuncoro Dodit Mulyanto, dan yang mempunyai peran paling mengena bacamenggelitik adalah Naryo Yusril Fahriza.Koh Afuk juga mempunyai anak lain kakaknya Erwin,namanya Yohan Dion Wiyoko. Yohan mempunyai hidup yang berantakan, bahkan dia pernah masuk penjara. Suka main judi dan mempunyai istri seorang pribumi bernama Ayu Adinia Wirasti.Erwin yang mempunyai karir sukses tiba-tiba binggung dengan permintaan Koh Afuk yang tengah terbaring di rumah sakit yaitu untuk mewarisi toko. Erwin yang merasa karirnya cemerlang dan tidak enak hati dengan abangnya Yohan, mencoba menyakinkan Koh Afuk untuk memikirkan permintaan itu. Tapi Koh Afuk berkeras hati untuk memberikan toko itu kepada Erwin; tidak kepada Yohan yang menurut Koh Afuk, dia mengurus sendiri dan istrinya saja tidak mampu apalagi mengurus toko beserta pun menyerah dan menyanggupi permintaan Koh Afuk karena Koh Afuk bercerita tentang susah payahnya membangun toko itu dengan istrinya. Erwin tidak mampu menolak karena ingat ibunya yang telah tiada. Koh Afuk bilang untuk mencoba dulu 1 bulan, dan bila sudah selesai Erwin boleh memilih untuk terus menjaga toko itu atau meneruskan karirnya. Natalie yang merasa "menjaga" toko bukanlah pekerjaan yang baik memprotes keputusan Erwin itu. Begitupun juga Yohan yang memperlihatkan dia marah sampai memukul lemari kayu. Ayu sebagai istri idaman Yohan berusaha menenangkan melihat sosok Ayu sampai ending film ini, Adinia Wirasti sangat pas memerankan toko ini dengan wajah teduhnya Kita tidak akan disuguhkan drama yang mengaduk emosi begitu lama. Komedi yang ditawarkan Ernest di film ini sungguh sangat renyah. Awwe dan Adjis yang pernah bermain di film Ngenest dihadirkan kembali. Tentu kolaborasi mereka yang absurd sangat menjanjikan. Ditambah seorang Dodit Mulyanto, semua komedi itu seperti sebuah tarian yang pecah lucu sekali, entah celetukan seorang Dodit di film ini murni dari skenerio Ernest apa dari pengembangan Dodit sendiri. Semua terasa pas sekali kalau Dodit yang ada satu tokoh lagi yang mempunyai andil di ranah komedi film ini, yaitu Naryo yang diperankan Yusril Fahriza. Naryo adalah karyawan Koh Afuk yang paling "feminim" dalam body pria tentunya. Akting Yusril yang banci, tubuh yang tambun serta rambut belahan tengah,sukses memberi kita loncatan emosi dari kesedihan drama ke komedi yang mengocok perut. Komedi bukan datang dari mereka saja, ada dari toko sebelah saingan Koh Afuk, dan juga teman-teman Yohan yang bermain judi kartu komedi tentang analogi buah membekas sampai sekarang di otak saya yang mayoritas mereka komika dan sebagian pernah bermain di film juga putra dari Presiden Jokowi, Kaesang, yang berperan menjadi supir taksi. Pokoknya drama, komedi dan pesan-pesan yang ingin disampaikan Ernest mengalir rapi bagai kita membaca sebuah buku; setiap babak selalu meminta perhatian kita, tidak ada waktu kita untuk bosan dengan alur seperti semua film, selalu ada kekurangan; di CTS juga ada tapi sangat adegan yang menurut saya "percuma", seperti adegan seorang ibu melunasi hutang; di situ ada Koh Afuk yang sedang menghitung uang pengembalian ibu tadi dan memprotes kok tidak sama dengan hitunganya. Koh Afuk mencari sesuatu di bawah meja, lalu bilang kalau jumlahnya ternyata sesuai. Setelah itu Koh Afuk pergi dan ibu tadi mencubit pipi dan memuji ketampanan saya, tidak ada korelasi dengan jalan cerita; kecuali untuk menekankan ibu-ibu tadi sering hutang dan bukan pelanggan yang baik dan untuk disambungkan dengan dialog Koh Afuk kepada Pak Nandar owner toko saingan Koh Afuk pada saat Koh Afuk mau menjual tokonya, dia menitipkan pelanggannya termasuk ibu tadi, dan Pak Nandar merasa keberatan karena ibu tadi sering berhutang. Atau hanya penekanan bahwa Erwin selain juga sukses tapi juga tampan? Hahaha, hanya tuhan dan Koh Ernest yang film ini Erwin menggunakan banyak dialog berbahasa Inggris, di sinilah penekanan kalau Erwin pernah kuliah di Australia. Hmm, tapi perasaan saya berkata itu terlalu berlebihan. Terutama pada saat dialog-dialog penting seperti dialog pertengkaran. Mungkin masalah selera, tapi menurut saya kurang pas. Mungkin dialek Inggris Ernest yang masih "terlalu" Indonesia menjadikannya kurang pas untuk orang yang lama kuliah di AustraliaAkting semua peran menurut saya pas; Koh Afuk sanggat menyentuh ketika meminta maaf ke Yohan di pemakaman, dan Dion Wiyoko tidak usah diragukan lagilah sayang sekali lagi, menurut saya Erwin kurang cocok memerankannya. Alasannya sederhana saja, mengapa dia tidak ikut menangis di pemakaman? Coba Erwin menangis, ah tentu banjir air mata satu studio bioskop. Ini bukan berati akting Ernest jelek ya! Tapi pasti masih bisa lebih baik yang sudah saya sebutkan diatas, Adinia Wirasti sangat pas memerankan Ayu; sebagai istri dari pernikahan yang tidak disetujui Koh Afuk karena Ayu pribumi. Ayu sangat sabar meski Yohan belum bisa mewujudkan mimpinya unuk memiliki toko kue sendiri. Walaupun Ayu ditawari mantan kekasihnya sebuah rumah untuk toko kue impiannya, ia tidak serta merta mengambil keputusan sendiri. Di sini ada dialog yang sangat mengena di hati ketika Ayu menceritakan perihal tawaran dari mantan kekasihnya tadi dan Yohan tidak setuju dan berbicara, "Aku yang mewujudkan mimpimu, bukan orang lain!"Ayu menjadi toko protagonis yang paling manis di film ini. Sedangkan Gisella Anastasia memberikan peran yang penuh dengan emosi, tapi di akhir cerita kita akan luluh dengan akting tentang dia bersedia menjadi istri sorang penjaga tidak menyangka Chew Kin Wah, yang saya lihat pertama kali di film My Stupid Boss, bisa berlogat Indonesia seperti itu. Aktingnya ketika dia menjual tokonya, ah tidak menyangka beliau bisa mengaduk air mata penonton seperti Prakasa membuktikan bahwa semua orang bisa lebih baik. Selalu berat meneruskan karya pertama yang disambut positif banyak orang, tapi Ernest Prakasa merobohkan tembok itu dengan film keduanya ini. Salut!Semua hal yang sedemikian rapi di CTS ini di bumbui dengan gurih oleh soundtrack dari The Overtunes dan GAC Gamaliel Audrey Cantika. Di film pertama, The Overtunes cukup sukses. Kali ini Ernest menggandeng mereka lagi dan kali ini bersama dan lirik pas sekali mengalun di tiap babak film ini. Seperti salah satu judul lagunya Berlari Tanpa Kaki. Cek Toko Sebelah sangat mungkin untuk berlari menembus batas, tanpa kaki terbang, jauh, tidak hanya berlari melewati layar bioskop dan jatuh ke hati penonton, tapi jauh berlari menjadi salah satu film terlaris di adalah seorang pecinta film dalam negeri maupun luar negeri,tidak pernah bersekolah film tapi penikmat film berdosis tinggi. Tapi jujur bukan orang gila. Pengulas hanya mengulas film dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya berusaha berimbang dengan kelebihan dan kekurangan film itu Bahrul Hikmah.
Reformis sebagai motor dalam menjalankan segala aspek kehidupan di masa reformasi, tentu sudah seharusnya meninggalkan nilai-nilai otoriter Orde Baru dan turunannya yang terbukti gagal. Masa reformasi diharapkan mampu menyajikan perubahan, bersifat korektif, dan bercorak pembaharuan. Mengenang Kerusuhan Mei 1998. Hampir Dilalap Api.
Satu lagi film komedi Indonesia yang layak untuk ditonton, yakni Cek Toko Sebelah. Ya, film garapan Ernest Prakasa ini menjadi satu dari banyak film Indonesia yang berhasil mengangkat cerita kehidupan sarat akan moral, namun tetap fresh karena dikemas dalam komedi. Cek Toko Sebelah bercerita tentang realitas etnis Tionghoa yang mana saat seorang anak beranjak dewasa, bahkan hingga kuliah tinggi, mereka ujung-ujungnya hanya akan mewariskan toko orangtuanya sendiri. Selama ditayangkan di bioskop pada 2016, film ini mendapatkan respon yang positif daripada penonton. Kualitas film yang satu ini juga diakui dunia perfilman Tanah Air dengan banyak nominasi dan menang di ajang penghargaan. Penasaran seperti apa film komedi karya Ernest Prakasa ini? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut. Baca juga 10 Film Komedi Terbaik Rekomendasi Vidio Sinopsis Cek Toko Sebelah Berkisah tentang Erwin Ernest Prakasa, pria lulusan universitas luar negeri yang sukses bekerja di Ibu Kota. Ia memiliki kekasih cantik yang tak kalah sukses, Natalie Gisella Anastasia. Suatu hari, Erwin harus melewatkan kesempatannya untuk bekerja di kantor Singapura lantaran ayahnya, Koh Afuk Chew Kin Wah tiba-tiba jatuh sakit. Masih merasa frustasi, drama kehidupan Erwin semakin bertambah ketika kakaknya, Yohan Dion Wiyoko merasa tidak dihargai oleh sang ayah. Yohan kesal karena ayahnya lebih memilih Erwin untuk meneruskan toko milik keluarganya. Erwin kemudian juga dihadapkan pada dua pilihan, yakni menjadi sukses dengan kariernya dan mengorbankan ayahnya, atau mengorbankan karirernya untuk meneruskan toko keluarganya. Baca juga Yowis Ben Sinopsis, Daftar Pemain dan Nonton Full Movie Tentang Film Cek Toko Sebelah Film ini diproduksi oleh Starvision Plus dan menjadi film komedi lainnya yang disutradarai oleh Ernest Prakasa. Adapun sejumlah artis yang turut berperan dalam film Cek Toko Sebelah adalah di antaranya Ernest Prakasa Sebagai ErwinDion Wiyoko Sebagai YohanChew Kinwah Sebagai Koh AfukAdinia Wirasti Sebagai AyuGisella Anastasia Sebagai NatalieTora Sudiro Sebagai RobertAsri Welas Sebagai Ibu SonyaYeyen Lidya Sebagai AnitaDodit Mulyanto Sebagai KuncoroKaesang Pangarep Sebagai Tukang TaksiAwwe Sebagai OjakAdjis Doa Ibu Sebagai YadiArafah Rianti Sebagai TiniAci Resti Sebagai Kurir TengilAnyun Cadel Sebagai RohmanAbdur Arsyad Sebagai VincentNino Fernandez Sebagai RenoHifdzi Khoir Sebagai Pria Misterius Baca juga Dari Komika Sampai Aktor Ternama, Ini Profil Pemain Cek Toko Sebelah Selain berhasil meraih review yang positif, film ini juga sukses menyabet sejumlah penghargaan di ajang perfilman bergengsi. Termasuk Film Terfavorit dan Pemeran Pendukung Pria Terfavorit Dion Wiyoko Indonesian Movie Actors Awards, Film Bioskop Terpuji dan Penulis Skenario Terpuji Festival Film Bandung. Bukan hanya itu, Ernest Prakasa juga berhasil meraih Skenario Asli Terbaik untuk film ini di ajang Festival Film Indonesia. Penasaran dengan keseruannya? Yuk, nonton Cek Toko Sebelah full movie di Vidio. Download aplikasi Vidio sekarang atau kunjungi situs resminya di Terhubung langsung dengan lebih dari 21 TV Streaming, Vidio juga menyajikan ribuan konten lokal maupun Internasional untuk layanan Video On Demand, langganan jaringan TV berbayar, dan konten eksklusif untuk serial TV, Film layar lebar, drama, film dokumenter serta menayangkan ribuan pertandingan olahraga dari berbagai cabang untuk semua genre dan usia. Nonton apa saja kini nggak pakai ribet, karena semua ada di Vidio!
Nontonfilm Indonesia: Sinopsis “Cek Toko Sebelah”. Film ini menceritakan tentang pergelutan sebuah keluarga beretnis Tionghoa yang menjadikan sumber pemasukan ekonomi keluarga dari hasil berjualan sembako di toko kelontong yang cukup besar dan dengan dua orang anak yang dibesarkan oleh seorang ayah yang menjadi single parent setelah
Cek Toko Sebelah 1. Identitas Film Judul Film Cek Toko Sebelah CTS Sutradara Ernest Prakasa Produser Chand Parwez Servia Fiaz Servia Penulis Naskah Ernest Prakasa Jenny Jusuf Meira anastasia Pemain Ernest Prakasa Sebagai Erwin Dion Wiyoko Sebagai Yohan Chew Kinwah Sebagai Koh Afuk Adinia Wirasti Sebagai Ayu Gisella Anastasia Sebagai Natalie Tora Sudiro Sebagai Robert Asri Welas Sebagai Ibu Sonya Yeyen Lidya Sebagai Anita Dodit Mulyanto Sebagai Kuncoro Kaesang Pangarep Sebagai Tukang Taksi Awwe Sebagai Ojak Adjis Doa Ibu Sebagai Yadi Arafah Rianti Sebagai Tini Aci Resti Sebagai Kurir Tengil Anyun Cadel Sebagai Rohman Abdur Arsyad Sebagai Vincent Nino Fernandez Sebagai Reno Hifdzi Khoir Sebagai Pria Misterius Budi Dalton Sebagai Pak Nandar Arief Didu Sebagai Dokter Cahyo Yudha Keling Sebagai Diding Liant Lin Sebagai Amiauw Edward Suhadi Sebagai Aming Sylvester Aldes Sebagai Aloy Melissa Karim Sebagai Elisa Ichal Kate Sebagai Iwan Raim Laode Sebagai Joni Hernawan Yoga Sebagai Saipul/Tukang Roti Yusril Fahriza Sebagai Naryo Gita Bhebhita Sebagai Bu Hilda Guntur LDP Sebagai Pengantin Pria Paopao LDP Sebagai Pengantin Wanita Dayu Wijanto Sebagai Ci Lili Ucita Pohan Sebagai Mamak Rempong Sri Rahayu Sebagai Tukang Selfie Arif Brata Sebagai Untung Rachman Avri Sebagai Pak Ali Billy W Polli Sebagai Satpam Rumah Sakit Bene Dionysius Sebagai Cameo Gak Jelas Adink Liwutang Sebagai Cameo Gak Jelas Marvel Adyama Sebagai Erwin Kecil Faisal Alfiansyah Sebagai Yohan Kecil Patrick Effendy Sebagai Pacar Bu Hilda Genre Drama Komedi Rumah Produksi Starvision 2. Sinopsis Film Yohan dan Erwin, dua bersaudara yang berbeda nasib. Erwin yang sukses dalam karirnya, sedangkan Yohan yang tertatih tatih dalam hidupnya sebagai seorang Photographer. Meninggalnya Ibu Erwin dan Yohan, membuat hidup Yohan menjadi berantakan. Rusaknya hidup Yohan membuatnya mendapat perlakuan yang berbeda dari ayahnya, Koh Afuk. Secara gamblang Koh Afuk terlihat lebih menyayangi Erwin, anaknya yang berprestasi dan membanggakan, ketimbang Yohan, anaknya yang hidupnya berantakan. Koh Afuk adalah seorang pemilik Toko di daerah strategis, bersama dengan Pak Nandar, pesaingnya. Dua Toko tersebut terus bertahan walaupun seorang pengembang bernama Robert selalu berusaha agar wilayah tersebut dijual. Karier Erwin sedang dalam kondisi prima ketika kondisi kesehatan Koh Afuk justru sebaliknya, semakin memburuk. Erwin tak ikut Makan keluarga, pada saat malam Natal, ketika Koh Afuk jatuh sakit. Yohan dan Erwin terlibat perseteruan. Ketikakpercayaan Koh Afuk pada anak sulungnya Yohan, membuatnya hanya ingin mewariskan tokonya kepada Erwin. Padahal Yohan sangat ingin melanjutkan Toko, mengingat itu satu satunya hal yang diwariskan Ibunya. Erwin yang sebenarnya tidak ingin meneruskan Toko, akhirnya luluh setelah ayahnya memintanya menjaga toko hanya dalam waktu satu bulan. Dimulailah perjalanan karier Yohan sebagai pemilik Toko. Awal yang berat bagi Erwin, namun semuanya dapat dijalankan dengan lancar. Banyak hal positif, dan kebahagiaan yang Erwin bawa ke Toko, membuat ayahnya semakin berharap agar Erwin mau meneruskan Toko selamanya. Sebulan berlalu, Erwin minggat dari Toko. Dia tak mau melewatkan begitu saja karirnya yang sedang melejit. Merasa dikecewakan oleh Erwin, Koh Afuk memutuskan untuk menjual Tokonya kepada Robert. Toko penuh dengan kenangannya dengan istrinya, dan anak anaknya. Keputusannya tak tepat. Koh Afuk jatuh sakit lagi. Erwin dan Yohan kembali terlibat konflik. Yohan marah karena Erwin mengecewakan ayah mereka. Erwin merasa tidak bersalah atas segala hal yang mebuat ayahnya tidak mempercayai Yohan. Konflik itu diakhiri dengan satu kata sepakat, membatalkan kontrak penjualan Toko. Permintaan dengan cara baik baik dan mengibah rupanya tak bisa membuat Robert luluh. Demikianlah disusun rencana menjebak Robert, agar mau membatalkan kontrak. Robert pasrah, kontrak dibatalkan. Demikian hubungan Yohan dan Erwin perlahan mencair seperti dulu. Mencair juga pemikiran keras kepala dari Koh Afuk. Koh Afuk akhirnya menyadari betapa tidak adilnya dia selama ini terhadap dua anaknya, juga belum bisa move on nya dia dari kematian istrinya. Di depan pusara Istrinya, Koh Afuk meminta maaf kepada Yohan atas kesalahannya. Demikian cerita berakhir bahagia, dimana toko tersebut diberikan kepada Yohan. Yohan menyulap Toko tersebut menjadi Studio Foto untuknya, tak Toko Kue untuk istrinya. 3. Kelebihan Film Kelebihan ini yang pertama, tentu saja film ini sukses mengaduk aduk hati penonton. Porsi dari kedua genre yang diusung oleh film ini, terasa sangat proporsional. Beberapa menit membuat penonton tertawa, beberapa menit kemudian membuat penonton larut dalam sedih, beberapa saat kemudian membuat penonton terdiam untuk merenung. Demikian tak ada genre yang mendominasi. Tapi tak satupun genre yang tak maksimal. Komedi disajikan sekocak mungkin, dan adegan drama dibuat sesedih sedihnya, hingga betul betul mencapai klimaks. Walaupun sebagaian besar actor yang dipakai berasal dari kaum komedian, namun tak kesan Drama tak serta merta hilang. Duet Dion Wiyoko dan Adinia Wirasti cukup untuk menjaga tensi Drama. Lalu ada Gisel yang juga banyak mengambil peran dalam unsur drama yang disajikan. Unsur Komedi tak perlu diperdebatkan lagi. Ada Duo Awwe dan Adjis Doa Ibu yang selalu ribut dan ngeselin, romansa Dodit dan Arafah yang menggelikan, dan tak lupa Asri Welas serta Anyul Cadel yang cukup ikonik dalam film ini. Kehadiran Kaerang dalam film ini adalah sebuah kejutan, dalam satu adegan pembuka yang cukup membuat penonton tergelak tawa. Beberapa adegan komedi yang memanfaatkan teknik editing Cut to menjadi pertunjukan yang menarik dalam film ini. Misalnya ketika Yadi berkata kepada Ojak mau dihiasi apa Pohon Natal sekecil itu, masa dihias pakai kacang pilus? Satu detik kemudian pohon itu benar benar benar dihiasi kacang pilus. Atau ketika Erwin berkata kepada Natalie pacarnya, belum tentu Ibu Sonya mengizinkannya mengambil cuti untuk menjaga toko. Satu detik kemudian Bu Sonya menyetujui cuti Erwin. Sebuah opsi komedi yang turut meperkaya unsur komedi film ini. Hal kedua yang saya suka dari film ini adalah, film ini cukup visual. Dalam 30 detik pertama kita sudah mendapat banyak informasi penting mengenai film ini. Hanya dalam 30 detik, kita tahu ada seorang Kokoh pemilik Toko yang punya 2 Istri dan dua anak. Toko tersebut berdampingan dengan sebuah toko lainnya. Foto foto yang usang menunjukan waktu telah berlalu cukup lama sejak foto diambil. Masih ada lagi adegan adegan yang tak perlu deskripsi berlebih. Hanya cukup menunjukan visual untuk memberikan informasi kepada penonton. Visual yang padat informasi ini merupakan pengenalan karakter yang cukup ringkas. Demikian pada menit menit berikutnya, tinggal buit up karakter yang sudah dikenalkan. Built Up karakter adalah salah satu tahapan yang penting dilakukan secara tepat sasar. Sebelum konflik memuncak, main character harus sudah mendapatkan karakternya secara menyeluruh. Dan Buit up karakter dalam film ini menjadi hal ketiga yang saya suka. Sama seperti pengenalan karakter yang ringkas namun padat, buit up karakter Yohan, Erwin, Koh Afuk, terjadi cukup singkat pula. Diawal cerita, karakter Yohan yang pemarah mulai dibangun lewat adegan memarahi tukang Taxi. Lewat satu adegan tersebut, penonton bisa tahu bagaimana sifat Yohan. Ringkas namun tepat sasar. Karakter Erwin lebih Auditif. Lewat caranya berbicara, Erwin diarahkan untuk dinilai sebagai orang yang berpendidikan tinggi. Dalam keseharian Erwin cenderung menggunakan bahasa inggris. Karakter Koh Afuk yang pilih kasih terlihat jelas lewat ekspresinya beribcara dengan Yohan, dan ketika menelepon dengan Erwin. Hal keempat yang menarik dari film ini adalah Premis film yang jarang diangkat ke dalam film. Sudah menjadi rahasia umum kalau seorang Kokoh pemilik toko besar kemungkinan akan menwariskan toko kepada anaknya. Demikian kejadian kejadian seperti ini mewarisi toko sedah sering terjadi dalam keluarga keluarga Tionghoa. Tetapi tak banyak film yang pernah mengangkat hal tersebut ke dalam film. Setidkanya dalam satu dekade terakhir ini. Ini menjadi ide segar dan opsi baru dalam perfilman Indonesia. Wajar saja film ini pernah masuk 10 film Indonesia terlaris sepanjang masa pada awal 2017 dengan total penonton. Posisi itu kini telah tergeserkan oleh film film baru seperti Dilan 1990 dan Dilan 1991, Danur, Pengabdi Setan, Ayat ayat Cinta 2, yang meraup cukup banyak penonton. Film ini memiliki keunggulan lainnya, yaitu dari segi penyajian sountrack yang sungguh membantu dalam membawa suasana penonton. Film dengan visual sedih akan terasa hambar tanpa kekuatan audio yang ikut mampu membawa suasana. Demikian jika audio pemilihan sountrack, penempatan sountrack, penyisipan backosund, sound effect dan lain lain ditata dengan baik, komponen itu akan menunjang visual film. Cek Toko Sebelah berhasil menggabungkan dua unsur diatas, untuk memperkuat acting pemeran dan memperkuat feel yang mau disajikan dalam film. 4. Kekurangan Film Sejujurnya tak banyak yang bisa dinilai sebagai kekurangan dalam film ini. Hanya saja jika judul adalah perwakilan keseluruhan cerita, maka saya rasa judul Cek Toko Sebelah kurang mengeksplanasi keseluruhan cerita dari film ini. Konflik utama dari film ini adalah konflik dalam keluarga Koh Afuk, bersama dengan anak anaknya Yohan dan Erwin. Masalah Toko sebelah bukanlah masalah utama. Jika menonton film secara keseluruhan, orang akan sepakat bahwa perseteruan antara Koh Afuk dan Pak Nandar, antara Pegawai Koh Afuk dan Pegawai pak Nandar, hanyalah bumbu cerita yang dimaksud untuk memperkaya cita rasa film. Konflik diluar keluarga bukanlah konflik utama dari film ini. Kembali lagi, Jika Judul haruslah merepresentasikan keseluruhan film, maka judul Cek Toko Sebelah menurut saya kurang mewakili cerita dan pesan yang hendak disampaikan dalam film ini. Itu adalah kekurangan film ini menurut saya. Selain itu jika boleh ini disebut kekurangan, film ini masih menyisahkan beberapa pertanyaan tak terjawab, seperti misalnya mengapa Koh Afuk tidak menyetujui pernikahan Yohan dengan Ayu? Ketika kondisi ini berlaku pada karakter pendukung, mungkin orang tak akan banyak bertanya, tetapi ini terjadi pada karakter utama, banyak orang akan bertanya dan juga berasumsi, karena hal tersebut juga menjadi bagian dari serangkaian konflik Yohan dan Koh Afuk. Asumsi umum yang muncul tentu saja karena Ayu bukan dari Kaum Tionghoa, alasan yang masuk akal, namun tidak bisa sepenuhnya benar. Demikian pertanyaan itu masih ada di benak para penonton hingga saat ini. 5. Nilai Nilai yang ada di Film Nilai yang Pertama, yang bisa diambil dari film ini adalah Nilai Toleransi Agama. Film ini beberapa kali menunjukan nilai toleransi agama dalam hidup. Bisa dilihat lewat adegan Koh Afuk yang notabene adalah Kristen, dapat hidup harmonis bersama tetangganya, dan juga karyawannya yang Non-Kristen. Salah satunya adalah percakapan santai Koh Afuk dengan Pak Haji. Dari percakapan yang terjadi bisa diketahui bahwa mereka ternyata mereka biasa melakukan kegiatan memancing bersama sama. Selain itu, Koh Afuk bahkan meminta karyawannya yang bukan Kristen, untuk membeli Pohon Natal. Sebuah kehidupan yang menyenangkan dan sikap toleransi antar agama yang bisa diikuti oleh para penonton. Nilai kedua yang bisa diambil dari film ini adalah toleransi antara Suku. Film ini mengakomodasi cukup banyak kalangan yang sengaja ditonjolkan dalam film. Etnis Tionghoa tentu saja, ada orang Timur yang direprentasikan melalui sosok Abdur, orang Sumatra melalui akting Gitta Bhebhita dan orang Jawa lewat Dodit. Diceritakan Bu Hilda nama tokoh yang diperankan Gitta adalah wanita yang gemar berhutang di Toko Koh Afuk, sedangkan Vincent Tokoh yang diperankan Abdur adalah teman bermain Yohan, yang satu satunya bukan dari Etnis Tionghoa. Dan kemberagaman ini dapat berlangsung tanpa masalah, menunjukan Nilai Toleransi Antar Suku yang boleh untuk ditiru. Nilai ketiga yang bisa diambil dari film ini adalah pesan menghormati orang tua yang disisipkan melalui dialog Vincent kepada Aming Edward Suhardi. Ketika Aming berteriak keras seperti membentak Ibunya, Vincent berucap “pelan pelan, itu orang tua”. Kalimat yang sederhana namun hendak menyadarkan kita untuk lebih menghargai dan menghormati orang tua kita. Nilai keempat dari film ini justru bermaksud menegur orang tua, untuk tidak terlalu memaksakan kehendaknya. Koh Afuk terlibat dalam konflik yang rumit karena terlalu memaksakan kehendaknya, yaitu supaya Erwin mau meneruskan Tokonya. Padahal sudah sepatutnya orang tua mendukung apapun yang dilakukan oleh anak anak mereka, sejauh yang dilakukan adalah positif. Demikian yang mau disampaikan kepada para orang tua juga yaitu kecenderungan untuk membeda bedakan anak yang seharusnya dilihangkan. Anak anak harus mendapat perlakuan yang sama di mata orang tua. Tidak boleh ada yang diistimewakan.. Nilai keempat ini menjadi nilai utama yang mau disampaikan Ernest dalam filmnya ini. Nilai berikutnya adalah eksploitasi perempuan dan pesan untuk lebih menghargai perempuan. Anita, sekertaris Robert yang dipaksa untuk memakai pakaian seksi, hanya demi kepuasan Robert. Melalui kalimat Koh Afuk “tidak ada perempuan yang layak diperlakukan seperti itu“, pesan untuk lebih menghargai perempuan dikampanyekan lewat film ini, juga nasehat untuk berhenti mengekspoitasi tubuh perempuan secara semena mena. Berikut nasehat selanjutnya dari Koh Afuk kepada Robert “Karma itu berlaku Robert. Jika kamu menabur yang buruk, kamu akan menuai yang buruk juga“. Peran yang lebih general ini ditujukan kepada kita semua, terlepas apakah kita menonton film itu atau tidak, bahwa selalu ada akibat dari apa yang kita sebabkan. Karena itu jangan sembarangan melakukan segala sesuatu. 6. Sumber Daftar Pustaka Wikipedia Viu
8Kelebihan Wanita Bergigi Gingsul. Manis terlebih jika senyum. Terlihat lebih ramah. Terlihat imut dan lebih muda. Mudah diingat dan dikenali. Menambah pecaya diri. Disukai banyak pria. Tidak membosankan. Berpotensi jadi artis.
Pricebookmembantu kamu untuk menemukan semua informasi dan rekomendasi HP, Laptop serta Elektronik terbaru di Indonesia - Pilih Yang Terbaik di Pricebook Cerita di Balik Film Galaxy Movie Studio 2022 “Seperti Sediakala" Sabtu, 23 April 2022 Cek Toko Sebelah - PGC. Realme 9 pro plus 5G 8GB/256GB Green Harga Terbaik.
. 27 137 474 90 203 29 218 236

kelebihan dan kekurangan film cek toko sebelah